Hubungi Kami

KEBUDAYAAN REOG

Selain menampilkan beberapa penari seperti jatil, bujang ganong, dan dadak merak, dan lain sebagainya, ternyata Reog Ponorogo memiliki cerita bersejarah di dalamnya. Salah satu sumber menyebutkan bahwa dahulu kala, sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Klanasewandana yang bertempat di Bantarangin, sekarang kita kenal sebagai kabupaten ponorogo, ingin melamar putri Songgolangit dari Kediri. Saat Prabu Klanasewandana ingin mempersunting Putri Songgolangit, beliau harus bersaing dengan Raja Singobarong dari kerajaan Lodaya, yang merupakan raja yang bengis dan kejam, memiliki wajah menyerupai singa dan mempunyai kebiasaan membawa seekor burung merak di kepalanya untuk mematuk kutu di rambutnya. Dalam sayembara mempersunting Putri Songgolangit tersebut, terjadilah suatu perkelahian antara Prabu Klanasewandana dan Raja Singobarong. Dalam perkelahian ini, Raja Singobarong terkena cambuk sakti, yaitu pecut Samandiman, milik Prabu Klanasewandana. Singobarong pun kalah dan burung merak yang biasa bertengger di kepalanya melekat dan menempel sehingga Raja Singobarong menyerupai binatang berkepala dua, yaitu kepala singa dan merak (Dadak Merak). Prabu Klanasewandono pun menjadikan Singobarong sebagai pelengkap persyaratan untuk melamar Dewi Songgolangit dan memenangkan sayembara memperistrinya. Dari situlah, iring-iringan kuda kembar, gamelan, dengan ciki khas terompet kayu serta singobarong dan merak di kepala dijadikan salah satu seni tari tradisi Reog Ponorogo.

Di Desa Pangkal, terdapat beberapa perkumpulan Reog, salah satunya yang bertempat di Dusun Blumbang, bernama Singo Lodaya. Biasanya, latihan dan seluruh peralatan Reog berada di kediaman salah satu personil Singo Lodaya yang berperan sebagai penari bujang ganong, yang bernama Tomi. Seluruh komponen peralatan pertunjukan Reog Singo Lodaya sangat lengkap, mulai dari 2 buah dadak merak, topeng bujang gaong, topeng Prabu Klanasewandana, kuda jatil, hingga berbagai alat musik pengiring pertunjukan Reog.

Namun, selama pandemi Covid-19, segala bentuk aktivitas yang menyangkut reog Singo Lodaya dihentikan, entah itu latihan rutin maupun pertunjukan karena ada larangan dari pemerintah untuk membuat kerumunan. Banyak personil dalam komunitas Reog Singo Lodaya di Dusun Blumbang ini yang tidak lagi ikut berkecimpung dikarenakan sepinya pertunjukan.

Setelah Covid-19 mereda, para remaja, anggota reog Singo Lodaya kembali memulai kegiatan latihan dengan harapan Reog yang ada di Desa Pangkal bisa dipertontonkan di khalayak ramai. Latihan Reog dilaksanakan di kediaman Tomi, secara kondisional mengingat semua personil memiliki kesibukan masing-masing.

slot gacor mudah jackpot 1slot gacor mudah jackpot 2slot gacor mudah jackpot 3slot gacor mudah jackpot 4slot gacor mudah jackpot 5slot gacor mudah jackpot 6slot gacor mudah jackpot 7slot gacor mudah jackpot 8slot gacor mudah jackpot 9slot gacor mudah jackpot 10slot gacor mudah jackpot 11slot gacor mudah jackpot 12slot gacor mudah jackpot 13slot gacor mudah jackpot 14slot gacor mudah jackpot 15slot gacor mudah jackpot 16slot gacor mudah jackpot 17slot gacor mudah jackpot 18